Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

SELAMAT ULANG TAHUN OKTA!!

Teruntuk adekku, Heber Oktavianus Hari itu, seperti biasanya, subuh pukul setengah 6 aku sudah terbangun untuk lari pagi bersama bapak, mama dan kakakmu tia. Langit yang masih belum terlalu terang karena matahari baru saja terbit, dan pepohonan yang menghampat rimbun disepanjang jalan by pass memberi asupan udara segar untuk paru-paru. 10 menit kami berlari-lari kecil, saat itu juga mama minta untuk balik duluan, perutnya besarnya yang menampung sesosok anak manusia terasa kurang nyaman. Siapa sangka, itu menjadi pertanda akan bertambahnya anggota keluarga kecil nan damai ini. Pagi itu, aku pergi sekolah seperti biasa, namun sedikit cemas. Walau rasa cemas tersebut perlahan lenyap seiring senda gurau dan waktu yang kuhabiskan bersama teman masa kecil ku disekolah, sampai siang yang menyapa pertanda haruslah aku pulang. Siang yang cerah di Senin, 13 Oktober 2003, sesampainya dirumah, statusku berubah menjadi seorang anak pertama dengan 2 adik. Pikiranku lansung melayang, begitu t

Harga sebuah nafas

Laptop udah mati dan terlipat kurang lebih 3/4 jam yang lalu. Suara motor dan mobil sudah mulai senyap, menanda hari sudah masuk pukul 10 malam. Sheilla on 7, Samsons, Bondan dan beberapa lagu dari band-band jaman smp-sma ku terdengar dari handphone oppo berusia 1 setengah tahun ini. Niat ku ingin tidur lebih awal setelah belajar tadi, urung seketika saat aku membaca deretan postingan di Instagramku. "Turut Berduka Cita", headline yang banyak muncul saat itu. Sebelumnya, hari ini ada 4 berita besar yg meramaikan timelineku, dari politik dan olahraga, salah satunya "derby" klasik sepakbola negeri ini, Persib melawan Persija, yang memang euforianya begitu terasa dikota ini. Awalnya tak ada yg lebih dari event tersebut, dimana pertandingan berakhir dengan kemenangan tim kota ku. Namun, detik ketika aku membaca berbagai postingan duka tersebut, memberitahukan bahwa "ada yang lebih besar" daripada kemenangan itu. Yak, ucapan duka tersebut ternya

Aku, pribadiku

Aku adalah siapa Aku Menilik kata tersebut mungkin sedikit membingungkan bukan? Ya, di tulisan kali ini aku akan sedikit menumpahkan apa yang ada dipikiranku mengenai kepribadian. Kita semua tentu memiliki masing-masing kepribadian yang berdampak pada apa yang kita lakukan, pikirkan dan itu semua berhilir pada bagaimana posisi kita dalam konteks sosial dimana kita berada, atau bahkan menjadi alasan bahwa kita berada di posisi saat ini.  sebuah kepribadian umumnya terbentuk dari tempaan yang tersistematis, dimulai dari kita lahir, dibesarkan, tumbuh menjadi pribadi yang otonom, kemudian benar-benar hidup sebagai sebuah pribadi utuh yang punya dampak dan peran bagi sekitarnya, ya setidaknya begitulah? tapi apakah benar seperti itu?? sejujurnya aku sendiri tidak punya teori yang menjamin bahwa ketika aku mengiyakan itu, aku tidak berada di posisi yang salah. untuk itu mungkin aku memiliki teori sendiri atau mungkin lebih mengarah ke opini pribadi, dimana posisi ku sebagai seo

Selamat Teman

Bandung, 18 April 2018 Hari ini terbangun, bukan karena diri sendiri, namun karena ada yang memanggil ku dari sisi lain pintu yang menutup kamar kostan ku. Ah, pukul 21.00. Sudah 3 jam aku terlelap, ntah memimpikan apa. Aku tersadar, kalau aku jatuh dalam lelapku, tidak lama setelah aku membaringkan diri dikasur biru ini, sepulang dari semua aktivitasku dikampus satu harian ini. Kontrol Otomatik, Manajemen industri, Lingkungan energi dan sela diisi untuk melanjutkan pengolahan data praktikum serta mulai mencari2 referensi bahan untuk Tugas Akhirku. Ah, tugas akhir ya.... tak terasa memang, sudah hampir 3 tahun aku menggali ilmu dikampus gajah ini, kampus yang menjadi mimpiku setelah keadaan tidak memungkinkanku untuk bermimpi ditempat lain, ya sebenarnya aku memiliki cita menjadi seorang dokter, apadaya aku tak mampu melihat darah, haha ya aku phobia darah, hal yang memalukan. Kududuk diatas kasur biru ini, menyandarkan punggung di tembok putih disampingnya, sembari berusaha

Akustik Pendengaran dan Perancangan Akustik Ruang

Akustik Pendengaran dan Perancangan Akustik Ruang Oleh: Robitson Ayub Aritonang (13315063) Teknik Fisika, ITB Akustik Pada Telinga Manusia Telinga merupakan salah satu organ tubuh yang dimiliki oleh manusia, dan berfungsi sebagai indera pendengaran. Namun, selain berfungsi sebagai indera pendengaran, telinga juga berperan dalam menjaga keseimbangan tubuh manusia. Dalam menjalankan perannya sebagai indera pendengaran, telinga memiliki batas2 frekuensi, yakni diantara 20 hz sampai dengan 20.000 hz, dimana diluar dari rentang tersebut telinga manusia tidak memiliki kepekaan untuk mendengarnya. Telinga manusia sendiri terdiri/tersusun dari berbagai bagian diluar dan dalamnya, yang memiliki fungsinya masing-masing dalam proses pendengaran. Bagian-bagian tersebut dibagi menjadi 3 bagian utama, yakni antara lain : 1.  Telinga bagian luar Bagian telinga luar ini terdiri dari daun telingga atau pinna, liang telinga atau meatus auditorius eksternus, dan juga

Indonesia(?)

Indonesia tanah air beta... Pusaka abadi nan jaya... Indonesia sejak dulu kala... Slalu di..puja-puja bangsa... Disana..tempat lahir beta... Dibuai dibesarkan bunda... Tempat berlindung dihari tua... Sampai akhir menutup mata... Sunggu indah tanah air beta... Tiada bandingnya di dunia... Karya indah Tuhan Mahakuasa.. Bagi bangsa yang memujanya Indonesia ibu pertiwi... Kau kupuja kau kukasihi... Tenagaku bahkan pun jiwaku... Kepadamu rela kuberi... P ernah mendengar lagu diatas? ah kurasa hampir semua kita, manusia yang dilahirkan bahkan besar di tanah Indonesia ini sudah pernah mendengar atau bahkan menyanyikan alunan lagu tersebut. Lagu yang indah, dengan lirik sederhana namun berat jika kita telisik lebih dalam...bermakna. Sssst..tapi tunggu dulu, dari untaian lirik tersebut, benar ga sih semuanya memang pantas diucap, jujur dari hati dan tanpa membohongi nurani? Hmm....atau itu hanya ungkapan basa-basi, pujian kosong yang dibungkus gaya bahasa hiperbola sem

Sebuah Nostalgia

Rabu, 14 Maret 2018 Terimakasih dan Salam Rindu...Palembang Hah...lama sudah tak menulis gelombang pikiranku di media ini, 3 tahun apa lebih ya?? terakhir kalau ga salah isinya mengenai info2 SBMPTN sisa perjuangan 3 tahun lalu wkwkwk yapss, missions succes, udah hampir 3 tahun ini aku sarapannya pake nasi kuning, bukan pempek lagi haha Jadi sekarang aku udah jadi penduduk Bandung yang sejuk, nyaman tapi macet kalau akhir pekan(dan hujan) ini. Terimakasih Sungai Musi yang jadi motivator bisu ku, terimakasih Ampera yang selalu kukunjungi sendirian, terimakasih Monpera yang aku merasa gede banget waktu awal liatnya terimakasih Perum Sako yang bersejarah dan membekas, terimakasih detik yang memberiku kesempatan dibawah sinar terik sang surya di sebuah Minggu siang pukul 13.30 WIB didepan sebuah gereja di Sako, dimana menjadi tempat aku kembali menemukan semangatku, tempat yang mengubah arah keputusasaan menjadi harapan, dan tempat dimana mataku memandang tajam, bibir bergetar dan