Aku adalah siapa Aku
Menilik kata tersebut mungkin sedikit membingungkan bukan? Ya, di tulisan kali ini aku akan sedikit menumpahkan apa yang ada dipikiranku mengenai kepribadian.
Kita semua tentu memiliki masing-masing kepribadian yang berdampak pada apa yang kita lakukan, pikirkan dan itu semua berhilir pada bagaimana posisi kita dalam konteks sosial dimana kita berada, atau bahkan menjadi alasan bahwa kita berada di posisi saat ini.
sebuah kepribadian umumnya terbentuk dari tempaan yang tersistematis, dimulai dari kita lahir, dibesarkan, tumbuh menjadi pribadi yang otonom, kemudian benar-benar hidup sebagai sebuah pribadi utuh yang punya dampak dan peran bagi sekitarnya, ya setidaknya begitulah?
tapi apakah benar seperti itu?? sejujurnya aku sendiri tidak punya teori yang menjamin bahwa ketika aku mengiyakan itu, aku tidak berada di posisi yang salah. untuk itu mungkin aku memiliki teori sendiri atau mungkin lebih mengarah ke opini pribadi, dimana posisi ku sebagai seorang mahasiswa teknik dan tidak punya background ilmu-ilmu sosial sedikitpun secara resmi.
Kepribadian sendiri berasal dari kata "Pribadi", yang mana menurut KBBI berarti suatu orang atau benda tertentu dari sebuah perkumpulan. jika kita tarik ke kata utuh kepribadian, terjadi perubahan makna, dimana "kepribadian" berarti cara seseorang dalam bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain dalam suatu komunitas. ini berarti, kepribadian lebih berbicara mengenai sifat dari pribadi yang menjadi fokus.
semakin menarik untuk kita pahami, bahwa kepribadian yang merupakan sifat tadi menjadi inti dari pribadi yang merupakan subjek, yakni si empunya sifat. kepribadian dapat dikatakan inti, karena dalam hakikatnya setiap pribadi akan berinteraksi dengan pribadi lainnya yang kemudiann menghasilkan sebuah bentuk relasi yang menentukan posisi setiap dari individu yang berinteraksi tersebut.
Lalu darimana dan bagaimana kepribadian setiap individu tersebut muncul ??
secara pribadi, aku sendiri mengayikini kepribadian muncul sebagai akibat dari proses yang dia alami sepanjang hidupnya. setiap individu tentu memiliki proses yang berbeda tersebut, yang mengakibatkan berbedanya kepribadian dari satu orang dengan yang lainnya, tapi ini tentu tidak mutlak, karena mungkin saja atau bahkan kita sering menemukan orang-orang dengan kepribadian yang sama.
terlepas dari baik atau buruknya proses yang dialami individu bersangkutan, belum menentukan apakah orang yang mengalami proses yang serupa memiliki kepribadian yang sama. nah loh kenapa jadi begini?
ya, memang ada beberapa kemungkinan orang orang yang ada dimuka bumi ini pernah memiliki riwayat dan proses hidup yang nyaris serupa, baik jika dilihat dari sisi sosialnya, maupun dari sisi internal dirinya. tapi ketika kita lihat dan membangun relasi dengannya, keduanya memiliki kepribadian yang berbeda.
berarti kepribadian dibentuk dari apa dong? kan tadi katanya dari proses hidupnya?
ya benar, memang kepribadian dibentuk dari proses hidup yang telah dia alami, namun tidak berhenti disitu, ketika seorang menghadapi suatu hal dalam hidupnya, tentu iya memiliki berbagai jenis pilihan bebas untuk dia pilih dalam hal melewati atau menjalani keadaan tersebut. pilihan-pilihan ini =lah yang menjadi pembeda, dimana pilihan ini ada pada setiap orang, tapi tentu niat untuk memilih sebuah pilihan bergantung dari pribadi yang bersangkutan. contohnya, ketika 2 orang mengalami sebuah hal yang sama, dua-duanya dihadapkan pada 3 pilihan yang berbeda, dan bahkan mugkin bisa dikombinasikan, bayangkan saja ada berapa kemungkinan pilihan yang bisa dipilih, dan berakibat pada perbedaan proses selanjutnya.
setiap orang unik, hal ini menegaskan bahwa aku meyakini setiap pribadi yang terlahir didunia tidak ada yang identik, baik secara fisik maupun kepribadian. itulah yang membuat dunia ini penuh dengan warna. setiap perbedaann tersebut kembali harus disikapi dengan banyak pilihan yang dihadapkan pada setiap pribadi, yang tentunya kemudian membentuk situasi yang baru yang seterusnya akan menempa pribadi pribadi lama dan baru untuk sebuah kepribadian yang baru lagi.
sebuah kenyataan jika kita katakan kepribadian yang berbeda ini menciptakan konflik dalam tatanan sosial, namun apakah kita harus menolak sifat yang berbeda? kembali kepada pribadi msing-masing tentunya, walau secara ideal kita berharap perbedaan kepribadian menjadi sebuah warna akan hidup.
karena adalah kemustahilan, ketika kamu meminta aku menjadimu, atau aku meminta mu menjadi mereka, pun kamu pasti menolak ketika kamu harus jadi aku, karena kita unik,berbeda dan masing-masing identik dengan 1 saja, yaknik aku dengan aku, dan kamu dengan kamu.
aku sudah menjelaskan siapa aku, sekalipun tidak dapat dipaksa untuk aku mengerti siapa kamu, sekali aku harus menerima kamu bukan aku.
karena, aku adalah siapa aku yang telah dibentuk oleh proses dan pilihan yang semua telah dinaskahkan oleh Dia yang kuasa.
Komentar
Posting Komentar