Teruntuk adekku, Heber Oktavianus
Hari itu, seperti biasanya, subuh pukul setengah 6 aku sudah terbangun untuk lari pagi bersama bapak, mama dan kakakmu tia. Langit yang masih belum terlalu terang karena matahari baru saja terbit, dan pepohonan yang menghampat rimbun disepanjang jalan by pass memberi asupan udara segar untuk paru-paru. 10 menit kami berlari-lari kecil, saat itu juga mama minta untuk balik duluan, perutnya besarnya yang menampung sesosok anak manusia terasa kurang nyaman. Siapa sangka, itu menjadi pertanda akan bertambahnya anggota keluarga kecil nan damai ini.
Pagi itu, aku pergi sekolah seperti biasa, namun sedikit cemas. Walau rasa cemas tersebut perlahan lenyap seiring senda gurau dan waktu yang kuhabiskan bersama teman masa kecil ku disekolah, sampai siang yang menyapa pertanda haruslah aku pulang.
Siang yang cerah di Senin, 13 Oktober 2003, sesampainya dirumah, statusku berubah menjadi seorang anak pertama dengan 2 adik. Pikiranku lansung melayang, begitu tau dia yang kami tunggu ternyata adalah seorang pria. Aku akhirnya punya seorang adik pria. Dan dia yang dimaksud adalah kau, adekku. Sedikit grogi ketika aku pertama kali akan melihatmu, sesosok bayi kecil yang gemuk, ah sungguh senang hati anak berumur 7 tahun ini menyambutmu.
Hari berlalu, sudah 3 tahun kau bersama kami didunia ini. Satu hal yang membuatku sedih sekaligus cemas, saat kutau kau masih belum lancar berbicara, adekku. Mungkin tidak ada yang tau, bahwa ketika usiamu saat ini, aku sering menangis sendirian, saat tak ada seorangpun bersamaku. Saat aku memandangmu yang tidur dengan lelapnya, hatiku hancur saat itu, mengingat cemoohan orang padamu adekku. Sampai aku bersumpah, bahwa kau harus bisa lancar berbicara dek. Dan Tuhan kita mengabulkan hal itu, puji Tuhan semesta alam.
Walau banyak hal yang berbeda dari antara kita, tapi aku sangat menyayangimu. SELAMAT ULANG TAHUN adekku OKTA, maafkan abangmu yang sudah 5 kali melewati hari spesialmu tanpa hadirku disampingmu. Tetap menjadi pribadi yang kuat, pribadi bertanggung jawab dan pribadi yang penuh kasih sayang. Dek, kejarlah mimpimu yang sederhana itu, yang jauh dari mimpi kami saudara-saudaramu yang lain. Biar sekitar tertawa, tapi tetaplah berdiri teguh, buat kami bangga dengan jalan hiidupmu dek. Jaga orangtua kita, karena kaulah anak tertua yang masih hidup dengan mereka. Lindungi adek kita, karena hanya kau yang masih bisa lansung bersamanya. Doaku selalu bersamamu, Doakan kami juga kakak dan abangmu yang berjuang untuk mimpi kami dan mimpi kedua orang tua kita, atau juga bahkan harapanmu pada kami, biar Tuhan menyertai setiap perjuangan kami, sampai kita bisa bersama diwaktu kelak, untuk tersenyum bangga sebagai satu keluarga.
Rinduku yang memelukmu, Selamat Ulang Tahun adekku sayang..
Abangmu
Bandung, diujung hari 13 Oktober 2018
Komentar
Posting Komentar